BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pasar merupakan tulang punggung
perekonomian masyarakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah
ataupun masyarakat yang berada di kalangan kelas atas. Semua unsur yang
berkaitan dengan hal ekonomi berada di pasar mulai dari unsur produksi,
distribusi, ataupun unsur konsumsi.
1.2 Perumusan
Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah mengenai pasar monopolistik, dan tentunya akan membahas mengenai
pengaruhnya terhadap kegiatan ekonomi. Telah kita ketahui bahwa pasar membawa
pengaruh yang sengat besar sekali bagi perubahan zaman yang sudah mencapai
puncak kepesatannya. Seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan dunia pasar
juga ikut berubah terbawa arus perubahan dunia yang senakin maju saja. Hal ini dapat
kita lihat dengan perkembangan teknologi yang sudah sangat maju sekali.
1.3 Pembatasan
Masalah
Dalam makalah ini dibatasi hanya akan
membahas masalah mengenai :
- Pasar monopolistik, dan peran pasar monopolistik dalam kegiatan ekonomi.
1.4 Metode
Penelitian
Metode yang digunakan oleh penulis
untuk mendapatkan sumber yang ada dalam makalah ini adalah dengan cara :
·
Studi
kepustakaan
o
Dalam
metode ini, penulis membaca seluruh buku buku ataupun semua media cetak yang
berkaitan dengan “peran pasar monopolistik terhadap kegiatan ekonomi” . Selain
media cetak yang merupakan salah satu media yang dipakai oleh penulis untuk
mendapatkan data, penulis juga menggunakan media internet yang merupakan
jendela dunia bagi seluruh umat manusia di dunia.
·
Studi
kasus
o
Dalam
metode ini, penulis mengkaji semua hal mengenai kejadian-kejadian mengenai pasar
monopolistik yang ada. Baik yang sudah terjadi lama sekali ataupun kejadian
yang terjadi baru baru ini.
1.5 Tujuan
Penelitian
Tujuan yang diinginkan oleh penulis
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
·
Menambah
pengetahuan kepada penulis mengenai pasar monopolistik, dan peran pasar monopolistik
terhadap kegiatan ekonomi.
·
Untuk
melihat suatu bentuk pasar yang sangat umum dimana ada banyak
perusahaan-perusahaan tetapi memiliki sedikit kekuatan monopoli. Karakteristik dari
pasar tersebut dinyatakan pertama kali. Keseimbangan jangka pendek dan
panjang ditunjukkan. Pengaruh ekonomi dari pasar ini didapatkan.
Oleh karena pentingnya tindakan non harga dari pasar ini, maka periklanan
diberikan perhatian khusus.
1.6 Manfaat
Penulisan
Tentunya makalah ini memiliki manfaat
baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Adapun manfaatnya
adalah sebagai berikut :
·
Penulis
bisa lebih memahami apa yang dimaksud dengan pasar monopolistik dan perannya.
·
Pembaca
bisa mengetahui lebih dekat mengenai pasar monopolistik.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pasar
Bagaimanapun bentuknya, pasar adalah
sesuatu sarana yang didalamnya ada unsur penjual dan pembeli. Baik itu pasar
tradisional, pasar modern, dan banyak lagi macam bentuknya.
Di dalam pasar juga merupakan tempat
bertemunya antara penjual dan pembeli baik secara langsung ataupun tidak.
Kebanyakan pasar yang ada merupakan pasar yang hubungan antara pembeli dan
penjualnya langsung. Tapi banyak juga pasar yang antar penjual dan pembalinya
berhubungan secara tidak langsung.
Contoh pasar yang antara penjual dan
pembelinya berhubungan secara langsung adalah pasar yang sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari yaitu pasar tradisional, pasar induk dan lain
sebagainya.
Sedangkan pasar yang antar penjual dan
pembelinya berhubungan secara tidak langsung adalah pasar yang menggunakan
sistem telepon atau pemesanan yang menbggunakan media untuk memesannya.
Contohnya pasar yang menggunakan media internet, kita memerlukan fasilitas
internet untuk memesannya. Dan dengan cara ini, antar pembeli dan penjual,
tidak bertatap muka secara langsung.
Secara umum, pasar bisa dibedakan
menjadi dua macam yaitu, pasar tradisional dan pasar modern.
Dari dulu sampai sekarang, pasar
berkembang sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jenis pasar yang
tadinya tidak ada menjadi ada yang dikarenakan oleh perkembangan pasar yang
sangat pesat.
2.2 Sejarah
Pasar
Pasar tradisional merupakan pasar
pelopor yang merupakan pemberi inovasi bagi pasarmodern yang ada sekarang ini.
Pasar
Tradisional telah lahir dalam abad 10, minimal ini yang tercatat secara formal
dalam prasasti masa kerajaan Mpu Sindok dengan istilah Pkan oleh sebab
keterkaitan dengan Sima yaitu sebidang tanah yang bernama Allasantan yang
dibeli senilai 12 kati pada tanggal 06 September 939 yang tampaknya digunakan
serta terkait dengan keberadaan Pasar Tradisional yang diselenggarakan
berdasarkan siklus periodik 5 (lima) hari pasaran. Karena pemerintahan Mpu
Sindok merasa berkewajiban mengontrol, mengawasi dan mengendalikan Pkan atau
Pasar Tradisonal ini untuk memberikan kontribusi bagi kerajaannya dalam bentuk
pungutan pajak serta ekspresi kewenangan serta kekuasaan politis.
Sebab
Pasar Tradisional merupakan urat nadi perekonomian wilayah kerajaan disamping
pungutan pajak juga terkait dimana penjual dan pembeli bertemu, terlepas dengan
cara barter atau mempergunakan alat pembayaran yaitu uang. Yang menarik
ternyata pada Abad 9 dan awal Abad 10, kita sudah mengenal uang logam kuna. Ada
beberapa nama terkait uang logam lokal seperti Kati, Tahil, Atak, Kupang dan
Saga. Juga ada istilah sebutan untuk uang logam dari India seperti Suwarna,
Dharana dan Masa. Dimana hebatnya ada kurs konversi antara kedua kelompok mata
uang ini seperti Atak senilai 0.50 Masa dan Kupang senilai 0.25 Masa. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa telah terjadi kompleksitas hubungan perekonomian
antar kerajaan yang identik dengan keadaan saat ini yaitu perdagangan antar
negara. Khususnya untuk Pasar Tradisional yang terletak pada pesisir yaitu
pemukiman awal di pelabuhan-pelabuhan seperti Delta Brantas di Jawa Timur.
Jadi
pada masa-masa itu Pasar Tradisional berfungsi langsung untuk menopang
keberadaan kerajaan dimana pasar itu berada. Dan kita boleh meyakini bahwa
keberadaan Pasar Tradisional berjalan seiring dengan tumbuhnya
kerajaan-kerajaan lokal. Jadi dengan demikian maka keberadaan Pasar Tradisional
dapat dikatakan secara historis seusia dengan kerajaan Kutai misalnya, yang
merupakan salah satu kerajaan tertua yang tercatat dalam sejarah nasional kita.
Alangkah
disayangkan jika Pasar Tradisional harus dihabisi oleh sebab alasan modernitas,
karena Pasar Tradisional adalah salah satu bentuk awal kebudayaan bangsa kita.
Memang Pasar Tradisional itu semrawut, becek, pengap, sumpek dan sebagainya.
Tapi bisakah kita renungkan sejenak bahwa salah satu faktor yang membuat
republik ini tetap eksis oleh karena adanya Pasar Tradisional. Dan hal itu
telah terbukti secara historis, Pasar Tradisional adalah salah satu bentuk
warisan budaya bangsa yang harus tetap dilestarikan.
2.3
Macam Macam Pasar
Dalam
kehidupan sehari-hari kita dapat melihat pasar dalam bentuk fisik seperti pasar
barang
(barang konsumsi). Secara sederhana pasar dapat dikelompokkan menjadi:
a.
Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di
antaranya:
1)
pasar
tradisional
2)
pasar
raya
3)
pasar
abstrak
4)
pasar
konkrit
5)
toko
swalayan
6)
toko
serba ada
b.
Sedangkan berdasarkan jenis barang yang dijual, pasar dibedakan menjadi
beberapa
macam
di antaranya:
1)
pasar
ikan
2)
pasar
sayuran
3)
pasar
buah-buahan
4)
pasar
barang elektronik
5)
pasar
barang perhiasan
6)
pasar
bahan bangunan
7)
bursa
efek dan saham.
Aktivitas
usaha yang dilakukan di pasar pada dasarnya akan melibatkan dua subyek
pokok,
yaitu produsen dan konsumen. Kedua subyek tersebut masing-masing
mempunyai
peranan yang sangat besar terhadap pembentukan harga barang di pasar.
2.4 Struktur
pasar
Struktur
Pasar memiliki pengertian penggolongan produsen kepada beberapa bentukpasar
berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknyaperusahaan
dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan
iklan dalam kegiatan industri.
Pada
analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar
persaingan
tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli, monopolistik dan
monopsoni).
2.4.1 Pasar Persaingan
Sempurna
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang
sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui
mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar
ini tidak dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker).
Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat
dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah
suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena
itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan
produk.
Pasar
persaingan sempurna adalah struktur yang paling ideal Karen sistem pasar
ini dianggap bisa menjamin adanya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang
tinggi. Dalam analisis sering dimisalkan bahwa perakonomisan merupakan pasar
persaingan sempurna. Akan tetapi, pada prakteknya tidaklah mudah untuk
mewujudkan sebuah pasar yang mempunyai struktur persaingan sempurna.
Ciri-ciri
pokok dari pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut :
·
Jumlah
perusahaan dalam pasar sangat banyak.
·
Produk/barang
yang diperdagangkan serba sama (homogen).
·
Konsumen
memahami sepenuhnya keadaan pasar.
·
Tidak
ada hambatan untuk keluar/masuk bagi setiap penjual.
·
Pemerintah
tidak campur tangan dalam proses pembentukan harga.
·
Penjual
atau produsen hanya berperan sebagai price taker (pengambil harga).
2.4.2 Pasar
Persaingan Tidak Sempurna
Pasar
persaingan tidak sempurna dibedakan menjadi beberapa macam, tetapi kelompok
kami akan lebih membahas tentang Pasar Monopolistik :
2.4.2.1
Pengertian Pasar Monopolistik
P
|
asar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.
Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang
dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk
lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi, kosmetik, dll. Meskipun
fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap produk
yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan
aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.
Pasar kosmetik merupakan contoh pasar monopolistik. Di
Indonesia, pasar ini dikuasai oleh beberapa produsen seperti sari ayu dan
mustika ratu.
Pada
pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga
walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat
barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang,
konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek
tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di
Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi
masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di
mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki
keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek
mempunyai pelanggan setia masing-masing.
Pada
pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak
penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam
benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli
produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap
penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar
monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra
perusahaannya.
2.4.2.2
Asumsi Pasar Monopolistik
1. Setiap
perusahaan dalam menentukan keputusannya tidak tergantung pada perusahaan
lainnya,karena itu setiap perusahaan menganggap bahwa harga-harga pesaing,iklan
dari pesaing tidak berbeda dengan tindakannya sendiri. Oleh karena itu
perubahan harga oleh suatu perusahan dianggap tidak akan mempengaruhi
perusahaan lain untuk beraksi mengubah harga-harga mereka.
2. jumlah
perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan semuanya memproduksi produk
dasar yang sama. Namun demikian asumsi bahwa produk adalah homogen sempurna
dihilangkan, setiap perusahaan dianggap mampu untuk membedakan produknya paling
tidak dalam beberapa tingkat atau derajat dari produk-produk perusahaan
saingannya. Dalam persaingan monopolistik sejalan dengan waktu persaingan
jangka panjang akan banyak perusahaan yang akan memasuki pasar. Jika semakin
banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang
pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna) maka pangsa pasar dari perusahaan yamg pertama akan menurun.
Pasar
Monopolistik memiliki ciri-ciri yang melekat , yaitu :
1.
Terdapat
banyak produsen atau penjual. Meskipun demikian, pasar ini tidak memiliki produsen atau
penjual sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang
mempunyai skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.
2.
Adanya
Diferensiasi Produk. Pasar ini menawarkan produk yang
cenderung sama, namun memiliki perbedaan-perbedaan khusus dengan produk
lainnya, misalnya dari cara pengemasan, pelayanan yang diberikan dan cara
pembayaran.
3.
Produsen
Dapat mempengaruhi harga.
Berbeda dengan Pasar Persaingan Sempurna, dimana harga terbentuk berdasarkan
mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun
tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.
4.
Produsen
dapat keluar masuk pasar.
Hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, saat produsen hanya sedikit di pasar
maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak dan laba
ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan produsen dapat
meninggalkan pasar.
5.
Promosi
penjualan harus aktif.
Pada pasar ini harga bukan merupakan pendongkrak jumlah konsumen, melainkan
kemampuan perusahaan menciptakan citra baik dimata konsumen, sehingga dapat
menimbulkan fanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan promosi memiliki
peran penting dalam merebut dan mempertahankan konsumen.
Kedudukan persaingan monopolistik
akan membuka peluang pasar yang terbatas lingkup konsumennya, sehingga
pencapaian laba tak sebesar seperti kedudukan yang mungkin bisa dicapai pada
pasar persaingan bebas sempuma. Dalam pasar persaingan monopolistik masih juga
tetap ada persaingan antara perusahaan, terutama dalam persaingan kampanye
periklanan yang mencoba menarik sebanyak-banyaknya konsumen.
Persaingan ini akan memacu
perusahaan-perusahaan yang masuk dalam persaingan monopolistik untuk
meningkatkan efisiensi mereka masing¬ masing. Dampak yang timbul dari keadaan
pasar persaingan monopolistik lazimnya mendekati keadaan pasar persaingan
sempuma, dengan demikian harga-harga juga cenderung mendekati harga pokok
produksi.
Terdapat
empat macam bentuk pasar dalam perekonomian. Kempat bentuk pasar itu adalah :
(1) pasar persaingan bebas sempuma ;
(2) pasar monopoli ;
(3) pasar oligopoli ; dan
(4) pasar persaingan monopolistik.
Persaingan
menunjuk pada keadaan di mana terdapat banyak pesaing di pasar, baik sebagai
penjual maupun pembeli. Persaingan dapat berupa persaingan harga maupun
persaingan nir-harga. Pasar monopoli menunjuk pada pasar di mana pasar dikuasai
sepenuhnya oleh seorang penjual. Monopoli dapat terjadi karena faktor alam,
faktor perlindungan undang-undang, besamya kekuatan perusahaan terutama dari
segi keuangan dan pengalaman usaha. J ika dalam suatu pasar terdapat beberapa
perusahaan yang menjadi pemegang kekuasaan, maka pasar tersebut dinamakan pasar
oligopoli. Sedangkan bentuk pasar yang lain adalah pasar persaingan
monopolistik. Bentuk pasar ini pada dasamya merupakan pasar yang berada di
antara dua jenis bentuk pasar yang ekstrem, yaitu pasar persaingan bebas
sempuma dan pasar monopoli. Oleh sebab itu, sifat-sifatnya mengandung unsur
sifat-sifat pasar persaingan sempuma dan pasar monopoli.
2.4.2.3 Karakteristik Pasar Monopolistik
|
Pasar Monopolistik memiliki kebaikan sebagai berikut :
Selain memiliki kebaikan, Pasar Monopolistik juga memiliki
kelemahan sebagai berikut :
|
2.4.2.4 Persaingan
Monopolistik
Persaingan monopolistik merupakan suatu
jenis pasar yang digolongkan berdasarkan
- sejumlah besar perusahaan,
- produk-produk yang dibedakan
dan tidak dilihat sebagai penganti sempurna oleh konsumen
- beberapa kemampuan penjual untuk
menetapkan harga yang mereka inginkan,
- jalan masuk bebas masuk dan keluar
dari pasar tersebut,
- kepercayaan yang berat terhadap
tindakan-tindakan non harga untuk membedakan produk seseorang.
Bentuk pasar persaingan monopolistik
adalah keadaan biasa yang ekstrim.
Sebagian besar operasi-operasi eceran
berada dalam bentuk pasar ini. Bisnis-bisnis kecil dari seluruh sektor
jatuh dalam pasar kategori ini. Memulai suatu bisnis secara relatif adalah
mudah, tetapi untuk tetap bertahan dalam bisnis tersebut adalah tidak mudah;
hal itu memerlukan kemampuan untuk menyakinkan konsumen bahwa produk tersebut
adalah berbeda dan lebih baik daripada yang dimiliki oleh para pesaing.
|
2.4.2.5 Jumlah Perusahaan-perusahaan
Persaingan Monopolistik
Sejumlah
besar perusahaan dalam persaingan monopolistik menyatakan bahwa
perusahaan-perusahaan tersebut adalah kecil dalam perbandingannya terhadap
keseluruhan pasar. Meskipun mereka mempunyai beberapa kekuatan atas harga
(sebagai perluasan bahwa produk-produk mereka dibedakan), mereka tidak memiliki
kekuatan yang cukup untuk membalas jika perusahaan lain merubah harganya.
Ini merupakan perbedaan yang utama antara bentuk pasar ini dan oligopoli.
2.4.2.6 Produk yang Dibedakan pada
Persaingan Monopolistik
Produk
yang dibedakan dijual yang dijual oleh suatu perusahaan dalam persaingan
monopolistik memiliki beberapa fitur yang membuat seorang konsumen lebih
menyukainya dibandingkan produk-produk serupa dari perusahaan-perusahaan lain
yang tersedia. Kekuatan dari perusahaan manapun terhadap harga berasal
dari hal yang sangat nyata ini bahwa produk-produk tersebut bukan merupakan
penganti sempurna. Tindakan-tindakan non harga adalah perlu untuk membuat
produk tersebut dibedakan.
2.4.2.7 Jalan Masuk Persaingan
Monopolistik ke Dalam Pasar
Tidak
ada hambatan untuk masuk atau keluar yang ada dalam persaingan
monopolistik. Bagaimanapun juga, kebutuhan untuk membuat produk seseorang
dibedakan mungkin memerlukan tindakan non harga, dimana jika tidak berhasil,
maka akan menggerakkan perussahaan itu keluar dari pasar.
2.4.2.8 Permintaan Persaingan
Monopolistik
Permintaan
dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah condong menurun
karena preferensi konsumen terhadap fitur-fitur produk yang dibedakan tersebut.
Akan tetapi, karena terdapat beberapa barang pengganti dekat (jika tidak
sempurna) yang langsung tersedia, maka permintaannya menjadi sangat
elastis. Secara grafik, ini berarti bahwa permintaan dalam pasar
persaingan monopolistik lebih datar daripada monopoli.
Permintaan akan suatu restoran tampaknya menjadi sangat
elastis karena terdapat beberapa gerai makanan lainnya yang tersedia untuk
konsumen. Namun permintaannya tidak elastis sempurna (misalnya
horisontal) seperti dalam kasus persaingan sempurna, karena setiap
restoran mempunyai sesuatu untuk ditawarkan sedangkan restoran lainnya tidak
menawarkannya: sebagai contoh, kenyamanan, lokasi, menu yang banyak, atau
sekedar suasananya.
|
2.4.2.9
Laba Persaingan Monopolistik
Laba
dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik ditentukan dalam cara yang
sama seperti jenis pasar manapun dengan menemukan kuantitas optimalnya dimana
pendapatan marjinal berpotongan dengan biaya marjinal. Sebaliknya,
tingkat optimal keluaran ini menentukan harga yang dibebankan (pada kurva
permintaan) dan biaya unit rata-rata (pada kurva biaya total rata-rata).
Labanya adalah kelebihan bidang pendapatan total terhadap bidang biaya total.
Suatu restoran harus menerima para konsumen selama
pendapatan tambahan atau marjinal melebihi biaya tambahan atau marjinal
hidangan terakhir yang disajikan. Hal ini kelihatannya jelas dalam
proses pesanan yang membatasi jumlah langganan. Tanpa pesanan, maka
restoran tersebut akan harus melayani konsumen dalam kondisi yang terlalu
padat atau membuat mereka menunggu antrian.
|
2.4.2.10 Keseimbangan Jangka Panjang
Persaingan Monopolistik
Keseimbangan
jangka panjang dari suatu perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah
dimana permintaan bersinggungan dengan kurva biaya total rata-rata.
Disana tidak terdapat laba. Jika disana harus terdapat laba (apabila
permintaan diatasn kurva biaya total rata-rata), maka perusahaan harus memasuki
pasar dan menggerakkan permintaan ke bawah. Dan jika disana harus
terdapat rugi (ketika permintaan dibawah biaya total rata-rata), maka
perusahaan harus meninggalkan pasar dan mendorong permintaan ke atas.
Bagaimanapun juga, perusahaan mungkin mempertahankan sedikit laba dengan
menggunakan tindakan non harga.
Seluruh restoran yang berhasil memiliki sejumlah
peniru. Beberapa rantai makanan telah mencoba untuk meniru McDonald,
dan menyedot beberapa konsumen dan labanya. Tetapi McDonald sudah
membalas balik dengan iklan yang ekstensif.
|
2.4.2.11 Pengaruh Ekonomi Persaingan
Monopolistik
Pengaruh
ekonomi persaingan monopolistik merupakan keseluruhan kerugian yang tidak
diinginkan dari efisiensi alokatif dan produktif: konsumen membayar lebih dan
mampu untuk membeli sedikit daripada di persaingan sempurna. Bagaimanapun
juga, pengaruhnya tidak seserius monopoli dan produk-produk yang dibedakan
menyediakan keragaman yang banyak diminta. Meskipun demikian, beberapa
pemborosan ditunjukkan dalam kelebihan kapasitas dan dalam penggunaan
persaingan non harga.
Pasar produk-produk generik mendekati
persaingan sempurna karena mereka distandarisasikan. Nama produk-produk
bermerk dari jenis yang sama (misalnya, kue-kue) berada dalam persaingan
sempurna karena mereka bukan barang yang seragam, tapi sedikit berbeda.
Konsumen harus membayar harga yang lebih tinggi untuk nama produk bermerk
(seperti Nabisco atau Keebler), tetapi mereka tampaknya tidak keberatan
terlalu banyak.
|
2.4.2.12
Tindakan Non Harga Persaingan Monopolistik
Tindakan
non harga dari perusahaan-perusahaan dalam persaingan monopolistik terutama terdiri
dari salah satu :
-
pengembangan
produk, atau
-
periklanan.
- Pengembangan produk
kadang-kadang hanya kosmetik untuk memberikan ilusi dari sesuatu yang
baru. Bahaya lainnya berasal dari keragaman yang berlebihan yang mungkin
membingungkan konsumen.
Produsen-produsen nama bermerk
mempunyai keanekaragaman arti untuk membuat produk-produk mereka spesial
kepada konsumen. Yang
paling penting adalah iklan dimana para produsen barang generik tidak akan
gunakan.
|
2.4.2.13 Iklan – Argumen yang Mendukung
Beberapa
argumen yang mendukung iklan adalah :
-
iklan yang informatif,
-
iklan yang meningkatkan penjualan dan membolehkan skala ekonomis,
-
iklan yang meningkatkan penjualan dan memperbesar perkembangan
ekonomi,
-
iklan yang mendukung
media,
-
iklan yang meningkatkan persaingan dan menurunkan
harga-harga.
Iklan produk baru adalah penting: pikirkan mengenai suatu
peristiwa artistik utama yang menarik pemirsa untuk melihat karena dia belum
cukup diberitahukan secara luas. Tetapi, sebagian besar iklan (misalnya
di televisi) adalah untuk produk yang telah ada dan berdiri dengan baik
seperti minuman ringan atau produk-produk konsumen lainnya; dimana iklan
hanya mencoba untuk mempengaruhi konsumen jauh dari pesaing-pesaing.
|
2.4.2.14 Iklan – Argumen yang Menentang
Beberapa
argument yang menentang iklan
adalah
-
iklan
yang tidak informatif tetapi kompetitif,
-
skala
ekonomis adalah menyesatkan,
-
iklan
yang meninggikan kurva biaya,
-
iklan
yang digunakan sebagai hambatan jalan masuk, dan
-
iklan
yang bukan merupakan kegiatan yang produktif.
a. Keseimbangan Jangka
Pendek
Kurve permintaan perusahaan
persaingan monopolistik merupakan peralihan dari kurve permintaan perusahaan
persaingan sempurna dan kurve permintaan perusahaan monopoli. Jadi, kurve
tersebut sedikit miring dari kiri atas ke kanan bawah. Ini berarti bahwa elastisitas
permintaannya lebih kecil dari elastisitas permintaan perusahaan persaingan
sempurna tetapi lebih besar dari elastisitas permintaan perusahaan monopoli.
Analisis keseimbangan pada perusahaan persaingan monopolistik sama dengan
analisis pada perusahaan monopoli. Bedanya, permintaan yang dihadapi perusahaan
monopoli adalah seluruh permintaan pasar,sedang yang dihadapi perusahaan
persaingan monopolistik adalah sebagian dari permintaan pasar.
•
Elastisitas permintaannya lebih kecil dari elastisitas permintaan
perusahaan persaingan sempurna tetapi lebih besar dari elastisitas permintaan
perusahaan monopoli.
•
Berikut
dua keadaan kurva keseimbangan perusahaan persaingan monopolistik dimana
perusahaan memperoleh keuntungan dan perusahaan menderita kerugian
b.
Keseimbangan Jangka Panjang
Masuknya perusahaan-perusahaan baru
mengakibatkan kurve permintaan dan tentunya juga kurve MR perusahaan persaingan
monopolistik bergeser ke kiri. Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan
berlangsung terus sehingga perusahaan hanya menerima keuntungan normal. Jadi,
dalam jangka panjang, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik hanya
menerima keuntungan normal, seperti halnya perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna. PL adalah sama dengan biaya total rata-rata (ATC) yang berarti
perusahaan memperoleh keuntungan normal. Sifat perusahaan persaingan
monopolistik ketika memperoleh keuntungan normal berbeda dengan sifat
perusahaan persaingan sempurna yang juga ketika memperoleh keuntungan normal.
Perbedaan tersebut adalah (1) harga jual produk dan biaya produksi pada
perusahaan persaingan monopolistik lebih tinggi dibanding pada perusahaan
persaingan sempurna, dan (2) kegiatan produksi pada perusahaan persaingan
monopolistik belum mencapai tingkat optimal ( tingkat produksi dengan biaya per
unit paling rendah). Sebaliknya jika perusahaan menderita kerugian minimum
seperti ditunjukkan
Akibatnya, jumlah perusahaan dalam
pasar semakin sedikit sehingga jumlah permintaan yang dihadapi
perusahaanperusahaan yang masih ada menjadi lebih besar. Ini berarti bahwa kurve
permintaan akan bergeser ke kanan. Kejadian keluarnya perusahaan dari pasar
akan berlangsung terus sampai perusahaan memperoleh keuntungan normal Dalam
keadaan seperti ini tidak ada lagi perusahaan yang masuk ke pasar dan juga
tidak ada lagi yang keluar dari pasar. keseimbangan jangka panjang perusahaan
persaingan monopolistik. Sifat-sifat perusahaan persaingan monopolistik
demikian tentu akan merugikan masyarakat, karena seandainya mereka beroperasi
seperti perusahaan persaingan sempurna maka masyarakat konsumen akan dapat
membeli produk dengan harga yang lebih rendah dan jumlah produk yang lebih
banyak.
Dalam jangka panjang, perusahaan
dalam pasar persaingan monopolistik hanya menerima keuntungan normal, seperti
halnya perusahaan dalam pasar persaingan sempurna.
Kurva
keseimbangan jangka panjang :
2.4.2.15 Permintaan dari persaingan
Monopolistik
Dalam
model pasar monopolistik terdapat dua bentuk permintaan yaitu:
1. Permintaan
industri yang mempunyai kemiringan negatif
2. Permintaan
perusahaan yang lebih datar/horisontal daripada permintaan industri.
Pada
gambar gambar.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
D-D
merupakan permintaan industri atau sering pula disebut permintaan proporsional
karena permintaan ini menunjukkan bahwa perubahan harga barang lain akan
memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap perubahan kuantitas yang
diminta dari suatu barang, sedangkan d-d merupakan
permintaan yang dihadapi perusahaan, sering juga disebut permintaan
konvensional. Perubahan tersebut dapat dijelaskan dengan kurva dibawah ini:
Misalnya
pada harga P0 perusahaan mencapai situasi keseimbangan dengan output sebesar
Q0. Apabila ia melakukan penurunan harga dari produk yang dijualnya, ia
berharap akan dapat melakukan ekspansi besar-besaran dalam penjualannya yang
diakibatkan oleh ;
1. Penjualan
kepada langganan yang sudah ada akan bertambah
2. Apabila
perusahaan lain tidak melakukan hal yang sama (penurunan harga)
maka
ia akan dapat menyerap sebagian dari pangsa pasar mereka. Disamping dipengaruhi
oleh dua hal diatas, kurva D-D bisa
dipengaruhi pula oleh masuknya perusahaan lain dalam industri. Semakin banyak
perusahaan lain memasuki pasar maka permintaan D-D
yang dihadapi oleh perusahaan semakin curam (menurun)/Semakin
Inelastis. Apabila perusahaan menaikkan harga diatas P, karena adanya anggapan bahwa
barang ia produksi terkait erat dengan barang lainnya maka ia
memperkirakan
akan memperoleh penurunan kuantitas penjualan yang besar karena disebabkan
oleh:
1. Penjualan
pada pelanggan yang sudah ada akan berkurang.
2. Pelanggan
akan berpindah pada produsen lain: ada kecenderungan pelanggan akan mencoba
produk mirip dari perusahaan lain dengan harga yang lebih murah. Jadi d-d
merupakan permintaan yang diharapkan oleh perusahaan apabila ia menurunkan
harganya dengan anggapan tidak ada perusahaan lain memasuki pasar atau semua
perusahaan tetap mempertahankan harga mereka, sedangkan D-D merupakan penjualan
aktual yang dapat dicapai sebagai akibat dari penurunan harga.
2.4.2.16 Kebijakan Perusahaan dan
Konsekuensi yang ditimbulkan
Setiap
perusahaan harus menentukan kuantitas, harga, dan derajat diferensiasi produknya
(tampil beda). Keputusan-keputusan tersebut saling berkait, dengan biaya dan
permintaan, artinya usaha untuk mendiferensiasikan produk membutuhkan biaya,
sedangkan harga harga yang lebih tinggi menurunkan kuantitas yang diminta
(Ceteris paribus). Oleh karena iti, perusahaan harus menempatkan dalam pasar
dengan memilih harga, kuantitas dan derajat deferensiasi produk yang dapat
memaksimalkan keuntungan merekan. Bentuk keistimewaan diferensiasi produk
antara lain karakteristik produk, citra produk, dan karakteristik penjual.
Pemilihan
karakteristik produk, citra produk dan karakteristik para penjual akan
mempengaruhi letak dan slope kurva permintaannya. Deferensiasi produk yang
berhasil akan menggeser kurva permintaan ke kanan atau menurunkan elastisitas
harga. Iklan yang berhasil untuk suatu produk atau citra akan menggeser kurva
permintaan ke kanan, dan perusahaan tersebut akan menghasilkan penerimaan yang
lebih banyak.
Kegiatan
untuk defernsiasi produk juga akan memepengaruhi biaya seperti biaya iklan.
Akbiatnya kurva AC akan bergeser keatas dengan semakin tingginya tingkat
persaingan yang memerlukan biaya periklanan cukup mahal. Sebaliknya kurva AC
akan bergeser kebawah jika biaya periklanan yang dibutuhkan tidak begitu mahal.
Ada banyak kemungkinan kurva permintaan dan kurva biaya yang tersedia begitu
perusahaan yang menjual suatu produk yang dideferensiasikan. Keputusan perusahaan
akan mempengaruhi kurva permintaan dan kurva biaya dalam pasar tersebut.
2.4.2.17 Keseimbangan Pasar Jangka
Pendek
Keseimbangan
akan terjadi jika semua perusahaan dalam kelompok produk tertentu berada dalam
keadaan keseimbangan secara bersamaan. Setiap perusahaan akan memilih harga
kuantitas dan derajat diferensiasi produknya untuk memaksimalkan keuntungannya.
Hal ini dapat digambarkan pada gambar :
Suatu
perusahaan harus memilih tingkat harga pada kurva dd sama dengan DD, dan yang
sesuai dengan output yang menggambarkan MR=MC. Pada gambar. 3 terjadi Q* untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal,
maka harga untuk kuantitas Qx dapat ditentukan dengan menarik sebuah garis
vertical melalui Qx tersebut menuju kurva dd. Keseimbangan produsen terjadi
pada titik P* dengan kuantitas Q*. Pada keseimbangan tersebut, keuntungan per
unit sebesar KL dan keuntungan total sebesar P*KLM. Seperti pada pasar lainnya,
keuntungan jangka pendek dapat saja negatif, nol atau positif. Gambar. 4 akan
menunjukkan perusahaan yang memperoleh keuntungan positif karena harga tercipta
(P) berada diatas kurva biaya rata-rata (AC) sehingga menghasilkan keuntungan
per unit positif sebesar AB. Total penerimaan perusahaan sebesar OPAQ,
sedangkan total biayanya adalah OCBQ. Dengan demikian keuntungan totalnya
adalah sebesar PABC untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam gambar.4
Namun,
tidak semua perusahaan yang berada dipasar monopolistic akan mendapat
kuntungan. Hal itu terjadi apabila harga tercipta dibawah kurva biaya rata-rata
(AC). Pada gambar. 5 ditunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian sebesar
PABC, karena total penerimaannya hanya sebesar OCBQ sedangkan total biaya
sebesar OPAQ. Perusahaan bias berada pada keadaan normal profit apabila harga
yang terjadi berada pada titik C yang menggambarkan total penerimaan sama
dengan total biayanya.
2.4.2.18 Keseimbangan Pasar Jangka
Panjang
Keseimbangan
jangka panjang memerlukan syarat keseimbangan jangka pendek dan keuntungan sama
dengan nol untuk semua perusahaan yang representatif. Implikasi dari model
persaingan monopolistic ini merupakan gabungan dari implikasi dari persaingan
sempurna dan monopoli, antara lain:
1. Harga
lebih besar dari marginal Cost (P>MC)
2. Keuntungan
sama dengan nol.
3. AC
lebih besar dari titik minimum pada kurva LRAC
Ketiga
kondisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Harga (P) Lebih besar dari Marginal
Cost (MC) P>MC
Jadi
keseimbangan dalam pasar monopolistic jangka panjang akan terjadi pada saat :
1. MR =
MC
2. Kurva
dd dan kurva DD berpotongan pada tingkat harga dan kuantitas yang dapat
memaksimalkan keuntungan.
3. Keuntungan
sama dengan nol
Pada
gambar diatas, keseimbangan jangka panjang tersebut akan terjadi pada kuantitas
QL dan harga PL. pada titik (QL,PL) tersebut syarat tersebut terpenuhi.
2. Keuntungan Sama dengan Nol
Keuntungan
akan sama dengan nol dalam keseimbangan jangka panjang, karena ada kemudahan
untuk memasuki pasar, sehingga keuntungan diatas tingkat normal akan segera
hilang. Keadaan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada
gambar diatas, kurva dd akan bersinggungan dengan kurva LRAC dalam keseimbangan
jangka panjang. Jika keuntungan sama dengan nol, maka P harus sama dengan AC.
Jika kurva dd diatas kurva LRAC pada setiap titik, maka paling tidak akan ada
sebuah ukuran pabrik yang menghasilkan keuntungan yang positif. Selama masih
ada perusahaan yang memperoleh keuntungan positif, maka masih terdapat peluang
bagi perusahaan lain memasuki industri. Penyesuaian menuju keseimbangan pada
posisi keuntungan sama dengan nol dapat dijelaskan melalui penyesuaian masuknya
beberapa perusahaan baru ke pasar. Atau melalui persaingan harga antar
perusahaan yang terdapat dalam industri. Untuk menjelaskan pernyataan diatas
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar
diatas menjelaskan bahwa pada awalnya kurva permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan dalam pasar monopolistic adalah dd dan biaya dalam jangka panjang
adalah LRAC, sedangkan biaya marginalnya adalah LRMC. Harga yang terbentuk P*
dan output yang dijual sebanyak Q*. pada posisi ini perusahaan menikmati
keuntungan supernormal. Adanya keuntungan dalam industri ini merangsang
perusahaan lain untuk memasuki pasar, sehingga permintaan tidak lagi pada
posisi dd, melainkan bergeser ke bawah. Proses bergesernya kurva permintaan dan
masuknya perusahaan baru ini akan terus berlangsung sampai kurva permintaan
penyinggung LRAC jangka panjang, yaitu
pada
kurva permintaan d’d’. pada kondisi ini, kurva permintaan tidak lagi kecenderungan
untuk turun karena pada Posisi ini keuntungan perusahaan sama dengan nol,
sehingga tidak lagi mendorong perusahaan baru untuk memasuki industri. Harga
yang terbentuk menjadi P** dan output yang dapat dijual menjadi berkurang hanya
pada Q**. Proses menuju keseimbangan sama dengan nol juga bisa terjadi melalui perang
harga antar perusahaan sehingga menggeser kurva permintaan masing masing perusahaan.
Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar berikut ini:
Kondisi
awal perusahaan berada pada ketidakseimbangan. Untuk menigkatkan penjualannya
perusahaan tersebut menurunkan harganya menjadi P1 dengan harapan kuantitas
penjualan dapat ditingkatkan sebesar Q1 namun kondisi ini tidak terjadi karena
perusahaan lain juga melakukan hal yang sama begitu seterusnya sampai tercipta
kondisi dimana semua perusahaan tidak lagi bersedia menurunkan harganya karena
mereka hanya menikmati keuntungan normal (P=AC) dan proses perang harga ini
akan terhenti pada harga P**. Dua analisis diatas telah menjelaskan bahwa
perang harga maupun proses masuknya perusahaan baru ke dalam industri akan
terhenti bila perusahaan yang ada dalam pasar berada pada posisi keuntungan
sama dengan nol. Oleh karena itu, pasar monopolistic keuntungan sama dengan nol
merupakan keseimbangan jan gka panjang.
3. Kelebihan Kapasitas (Exces Capacity)
Pasar persaingan
monopolistic bisa mengakibatkan kelebihan kapasitas. Ada kecenderungan dalam
jangka panjang untuk mengurangi AC (biaya rata-rata) perusahaan dalam pasar
monopolistic cenderung meningkatkan produksinya dan akan mengurangi
pabrik-pabrik yang dimilikinya. Kondisi ini akan dapat menyebabkan kelebihan
pasokan.
2.4.2.19 Penyesuaian Jangka Panjang
Keluar
masuknya perusahaan dalam industri akan menggeser kurva dd dan DD yaitu:
a)
Masuknya perusahaan-perusahaan baru akan menggeser kedua kurva tersebut ke
kiri.
b)
Keluarnya perusahaan-perusahaan akan menggeser kedua kurva tersebut ke kanan.
Pergeseran
tersebut akan terjadi terus menerus sampai semua syarat keseimbangan jangka
panjang terpenuhi. Ilustrasinya adalah sebagai berikut:
2.4.2.20 Persaingan Bukan Harga
Persaingan
bukan harga adalah kegiatan usaha diluar perubahan harga yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli. Persaingan buka harga dapat
dibedakan menjadi dua jenis:
a) Diferensiasi
produk yaitu menciptakan berang sejenis tetapi berbeda coraknya dengan produksi
perusahaan lain.
b) Iklan
dan berbagai bentuk promosi penjualan. Salah satunya kegiatan penting yang
dilakukan oleh monopolis adalah melakukan promosi penjualan secara iklan.
Tujuan yang hendak dicapai adalah:
· Untuk
memperkenalkan produk kepada konsumen
· Untuk
menekankan bahwa barang yang dihasilkan perusahaannya adalah barang yang
terbaik.
· Untuk
memelihara hubungan baik dengan para konsumen.
2.4.2.21 Efek Persaingan Monopolistik
Analisis
keseimbangan produsen dalam pasar persaingan monopolistik jangka panjang,
terdapat beberapa hal yang perlu disikapi yaitu:
1) Terjadi
ketidak efesienan produksi karena produsen tidak berproduksi pada Biaya
rata-rata Minimum. Hal ini akibat dari kurva permintaan yang menurun harus
bersinggungan dengan AC, sehingga tidak mungkin terjadi AC minimum melainkan
pada saat AC menurun. Ini menandakan bahwa perusahaan dalam jangka panjang
masih belum memanfaatkan adanya economies of scale
secara penuh, sehingga terjadi pemborosan sumber ekonomi masyarakat.
2) Konsumen
masih harus membayar harga produk yang lebih tinggi dari ongkos marginal untuk
menghasilkan produk tersebut (P>MC). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
masih mengalami kerugian akibat adanya kekuasaan monopoli perusahaan.
2.4.2.22 Pengaturan Pasar
Monopolistik
Apabila
keseimbangan pada harga dan kuantitas output keseimbangan dianggap timbul
ketidakadilan, karena perusahaan belum berada pada AC minimum dan harga yang
harus dibayar oleh konsumen melebihi biaya marginalnya, maka terdapat dua
tindakan yang mungkin dapat dilakukan yaitu:
1) Pemerintah
membuat peraturan tentang kebijakan harga hal ini berhubungan dengan fungsi
pemerintah sebagai pengawas pasar.
2) Pemerintah
memberikan subsidi, hal ini berarti pada saat tertentu pemerintah harus siap
memberikan subsidi paling tidak sebesar keuntungan produsen yang hilang atau
keuntungan sama dengan nol.
Kedua
kebijakan tersebut diperlukan agar perusahaan bekerja pada MC=AC=P atau harga
ditentukan seolah-olah dalam persaingan sempurna. Pada kondisi ini monopolis
tidak sepenuhnya menggunakan haknya untuk membuat harga dan konsumen membayar
barang sesuai dengan biaya marginalnya.
BAB III PENUTUP
Kesimpulannya antara lain :
a)
Pengaruh
ekonomi persaingan monopolistik merupakan keseluruhan kerugian yang tidak
diinginkan dari efisiensi alokatif dan produktif: konsumen membayar lebih dan
mampu untuk membeli sedikit daripada di persaingan sempurna. Bagaimanapun
juga, pengaruhnya tidak seserius monopoli dan produk-produk yang dibedakan
menyediakan keragaman yang banyak diminta. Meskipun demikian, beberapa
pemborosan ditunjukkan dalam kelebihan kapasitas dan dalam penggunaan
persaingan non harga.
b) Setiap
perusahaan dalam menentukan keputusannya tidak tergantung pada perusahaan lainnya,karena
itu setiap perusahaan menganggap bahwa harga-harga pesaing,iklan dari pesaing
tidak berbeda dengan tindakannya sendiri. Oleh karena itu perubahan harga oleh
suatu perusahan dianggap tidak akan mempengaruhi perusahaan lain untuk beraksi
mengubah harga-harga mereka.
c) jumlah
perusahaan dalam suatu industri sangat banyak dan semuanya memproduksi produk
dasar yang sama. Namun demikian asumsi bahwa produk adalah homogen sempurna
dihilangkan, setiap perusahaan dianggap mampu untuk membedakan produknya paling
tidak dalam beberapa tingkat atau derajat dari produk-produk perusahaan
saingannya. Dalam persaingan monopolistik sejalan dengan waktu persaingan
jangka panjang akan banyak perusahaan yang akan memasuki pasar. Jika semakin
banyak perusahaan yang memasuki industri tersebut dan menawarkan barang
pengganti yang sangat dekat (tetapi tidak sempurna) maka pangsa pasar dari perusahaan yamg pertama akan menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono . 1982. Ekonomi Mikro. Seri Sinopsis PIE No. 1, BPFE, Yogyakarta
Ferguson, C.E., and J.P. Gould. 1975. Microeconomic Theory. Fourth Edition, Yale University.
Henderson, J.M. and R.E. Quandt.
Microeconomic Theory: A Mathematical Approach. Third Edition, McGraw-Hill
International Book Company.
Koutsoyiannis, A. 1985. Modern
Microeconomics. ELBS Edition, Macmillan Publishers Ltd, London.
Nicholson, Walter. 1999. Teori Mikroekonomi. Alih bahasa: Daniel Wirajaya, Edisi ke-5, Binarupa Aksara, Jakarta.
Nicholson, Walter. 1999. Teori Mikroekonomi. Alih bahasa: Daniel Wirajaya, Edisi ke-5, Binarupa Aksara, Jakarta.
Rosidi, Suherman. 2000. Pengantar
Teori Ekonomi. Pendekatan kepada Teori Makro & Mikro. Cetakan ke-4, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar
Teori Mikroekonomi. Cetakan ke-15, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
DAFTAR ISI
Daftar Isi ii
Kata Pengantar iii
BAB I : Pendahuluan 1-2
Latar
Belakang 1
Perumusan Masalah 1
Pembatasan Masalah 1
Metode Penelitian 1
Tujuan dan Manfaat Penelitian 2
BAB II : Pembahasan 3-28
Pasar 3
Sejarah Pasar 3-5
Macam-macam
Pasar 5-6
Struktur
Pasar 6-7
Pasar
Monopolistik 7-8
Asumsi
Pasar Monopolistik 8-10
Karakteristik
Pasar Monopolistik 10-11
Persaingan
Monopolistik 11-28
Bab III : Penutup 29
Kesimpulan
29
Daftar Pustaka iv
Juni 2009
Penulis
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan
YME yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pasar Monopolistik”
Makalah
merupakan karya tulis ilmiah karena disusun berdasarkan kaidah kaidah ilmiah
yang dibuat oleh mahasiswa dalam rangka menyelesaikan studi jenjang strata satu
berdasarkan penelitian yang menggunakan teknik pengumpulan data, menggunakan
metodologi penelitian yang relevan dan terarah pada pokok permasalahan yang berkaitan
dengan bidang studi mahasiswa. Adapun
tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia. Untuk itu, makalah
ini disusun dengan memakai bahasa yang sederhana dan mudah untuk dipahami.
Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Ekonomi Mikro, Hadir
Hudiyanto, SE, MM yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan
petunjuk hingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
“TAK ADA GADING YANG
TAK RETAK”, sebagai
sebuah makalah, tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang berkepentingan, guna penyempurnaan makalah ini. Selanjutnya
terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini sehingga dapat diselesaikan.
Akhirnya, penulis berharap semoga
makalah ini dapat digunakan oleh pembaca dengan baik.
|
Jakarta, Juni 2009
Penulis
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar